Kukk…. Kuruyyukk….!!!
Entah sudah berapa kali suara ayam itu menusuk gendang telingaku. Namun aku
masih saja terkapar di tengah-tengah kasurku. Bantal yang menopang kepalaku
tadi malam, kini sudah terlempar jauh dari kasur. Seprei Barcelona yang tadi
malam tersusun rapi, kini malah acak-acakan. Sinar matahari menusuk mataku sehingga
membuatku berkedip lama. "Hmmm…. Sudah pagi" fikirku.
Sejenak ku lirik jam beker yang ada di sampingku.
"Hah…..!!! Pukul delapan kurang sepuluh menit…!!!" teriakku dalam hati pertanda aku kaget. Kaget bukan karena apa…!! Tapi karena hari ini kuliah di mulai jam delapan tepat, sedangkan aku masih berada dalam selimut.
Aku langsung lompat dari kasur menuju kamar mandi. Setelah itu, dengan
sangat cepat kemeja dan celana jeans ku pakai dan mengambil tasku yang
tergantung di samping lemari. Aku pun langsung menuju ruang makan dan langsung
mengambil sepotong pisang goreng. Aku melihat adik-adikku beserta keluarga
lainnya sangat menikmati sarapan.
"Yah… kami kira kamu sengaja bangun kesiangan, kan abis sholat
shubuh tadi kamu baru tidur." Balas tanteku.
"huh…" ucapku mengeluh.
"Hei, kok Cuma makan satu pisang goreng?" Tanya tanteku lagi.
"hehehe… lagi terlambat soalnya. Kuliahnya mulai jam delapan. Saya pergi
dulu." Kataku sambil berlari menuju motorku.
"Oke.. hati-hati, tak usah balap-balap." Teriak tanteku.
Sialnya, jarak kampus dari rumahku sangatlah jauh, kira-kira di tempuh
lima belas menit, itupun kalau jalan dalam keadaan normal atau tidak dalam
macet. Ku bawa motorku dengan kecepatan delapan puluh kilometer. Dan Alhamdulillah,
jalanan sangat kosong waktu itu. Jadi aku bisa dengan bebas untuk ngebut ke
kampus. Tiba-tiba di jalan aku ketemu Ana, teman sekampusku dengan motor Supra
hitamnya. "Ilhaaaammmm" dia memanggilku sambil mengendarai motor. Aku
pun langsung menurunkan kecepatan motorku agar dapat sejajar dengan motornya.
"Kok balap-balap? Biasanya kan kamu selalu menikmati
perjalanan?" Tanyanya sambil melihat ke depan.
"Tadi malam, saya begadang nonton bola jadi tadi abis shubuh baru
saya tidur." Jawabku dengan sangat menyesal.
"Wah.. laki-laki. Tak ada kapoknya begadang cuma nonton bola yang
membosankan seperti itu." Jawabnya dengan penuh cuek.
"Ah, sudah deh…. Terserah kamu mau bilang apa. Yang penting,
begadangku tadi malam itu adalah begadang yang terakhir. Saya tak mau lagi
begadang nungguin bola. Saya kapok. Saya duluan yah… dah hampir telat soalnya."
Jawabku dengan tergesa-gesa.
"OK.. hati-hati" jawabnya sambil di akhiri dengan lambaian
tangan.
Dalam perjalanan aku terus memikirkan suasana dalam kelas yang sebentar
lagi akan di mulai, walaupun ku tahu dalam mengendari kita tidak boleh sembarang
berfikir, kita harus konsen dan harus mematuhi semua peraturan yang ada di
jalan raya.
Tak terasa, sampailah saya dan motor putihku di depan gerbang kampusku. Kedua
satpam yang sedang tugas di gerbang itu menyapa dengan sebuah senyuman penuh
makna sambil berkata.
"STNK ada de'?"
"Siiipp…" kataku sambil menjulurkan jempol kepada mereka.
Tiba di depan kelas. Sial.. aku telat lima menit. Jadi, pas aku ketok
pintu kelas dan memberi salam. Kebetulan yang mengajar dalam kelasku adalah
seorang dosen yang sangat cantik, muda dan belum menikah. Namanya Ibu Melly. Aku
pun berdiri terpaku di depan pintu. Kulihat teman-teman lagi sibuk mencatat. Ibu
Melly mulai menanyaiku alasan kenapa aku terlambat. Aku pun jujur saja dan
berusaha menjawab seadanya. Sekitar dua menit aku berada di depan ibu Melly. akhirnya,
beliau pun menyuruhku duduk.
Namun, tak lama setelah aku duduk mantap di kursi. Tiba-tiba ibu Melly
memanggilku kembali.
"Dek, bisa ke depan lagi?" kata Bu Melly.
Dengan penuh kebingungan, aku sempat berfikir. Mengapa aku di panggil
lagi? Apakah aku melakukan kesalahan tadi? Atau aku kurang sopan?. Tapi, dengan
penuh percaya diri karena tidak merasa bersalah, aku pun langsung menuju meja
Bu Melly dan berdiri menghadapnya. Ibu Melly menyuruhku agak mendekat kepadanya
dan mulai membisikkan sesuatu kepadaku.
"Resleting celana kamu rusak?" bisik Bu Melly.
Mendengar itu, aku langsung terdiam dan wjaahku mulai memerah.
"Hah… memangnya kenapa bu?" Sahutku juga berbisik.
"Coba tengok, kamu mungkin lupa menaikkannya," Kata Bu Melly.
Aku pun langsung keluar kelas dan berusaha menaikkan kembali resleting
celanaku yang ternyata belum ku naikkan sejak di rumah karena terburu-buru. Sementara
itu Bu Melly menutup mulutnya sambil cengar-cengir tak menentu. Hufftt… aku
jadi sangat malau kepada bu Melly waktu itu. Namun, tak apalah. Untung cuma Bu
Melly saja yang tau tentang kejadian ini.
Namun, lagi-lagi aku tak habs fikir. Apakah orang-orang di rumah tidak
memperhatikan ini. Atau mereka sengaja. Jangan-jangan temanku di jalan tadi
juga tau. Wahhh… bisa bahaya kalau begini. Tapi, untungnya juga teman-teman di
kelasku tak ada yang tahu. Seandainya mereka semua tahu, mau di taruh di mana
mukaku ini.
Hmmm… sejak kejadian itu. Aku tak pernah lupa lagi menaikkan resleting
celanaku. Aku mulai lagi tak banyak begadang ketika mata kuliah Bu Melly
besoknya. Huh… itu betul-betul menjadi pengalaman terunik yang pernah ku lalui
sekaligus menjadi pengalaman paling memalukan buatku.
hwhwhhw.... pengen ngelike postingan ini... tp gimana ya caranya... hehe
BalasHapuspokokx sy kasih jempol deh buat tulisan ini..^^
(kunjungan balik anislotus.wordpress.com)