Do'a Untuk Nenek Umming



Taqabbalallahu Minna wa minkum...!!

Menginjakkan kaki di bulan Syawal setelah melewati satu bulan ibadah, pengampunan, rahmat dan dilipat gandakannya pahala adalah sebuah nikmat yang tak terhingga yang patut kita syukuri. Bukannya kenapa atau bagaimana?? Namun, salah satu nikmat yang membuat kita dapat merasakan hembusan udara di hari kemenangan ini adalah karena nikmat Kesehatan yang dianugerahkan kita oleh Allah. Yah, kesehatan adalah harga mati bagi kita. karena kesehatanlah orang buta bisa kembali melihat, karena kesehatanlah orang lumpuh bisa berjalan dan karena kesehatanlah semua yang tadinya tertunduk bisa kembali bangkit.

Di hari yang fitrah ini, saya akan berbagi cerita yang semoga bisa menjadi bahan renungan, bahan pelajaran ataupun menjadi peringatan bagi kita semua.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang sampai sekarang ini masih memberikan kita umur yang panjang untuk senantiasa dapat beraktifitas. Beribu pujian pun senantiasa dipersembahkan kepada Allah karena sampai sekarang masih memberikan umur yang panjang kepada Nenek saya walaupun mulai sekitar 5 bulan yang lalu sampai saat sekarang ini beliau terkulai lemah menjalani penyakit yang dideritanya. Menurut data yang telah dikeluarkan oleh instansi-instansi kesehatan, penyakit STROKE adalah salah satu penyakit pembunuh nomor satu di dunia. Wuihhh... Sadis ketika mendengar itu. Karena kebetulan nenek saya sudah menjalani penyakit Stroke tersebut kurang lebih selama lima bulan ini.

Nenek yang merupakan Ibu dari bapak. Nenek yang sering kupanggil Umming. Nenek yang begitu pengertian. Nenek yang penuh kasih sayang. Nenek yang sering kubilangi kampungan. Nenek yang mengasuhku ketika kecil. Yang menggendongku saat bayi. Yang mengayunku ketika masih balita. Nenek yang kebaikannya telah dirasakan oleh banyak orang. Nenek yang begitu mementingkan orang lain daripada dirinya sendiri. Nenek yang begitu sayang dengan cucu-cucunya. Yang gelisah ketika cucunya menangis. Yang sangat gembira ketika cucunya berhasil. Yang selalu mendengarkan cerita apapun dari cucunya. Yang selalu mengelus-elus kepala cucu-cucunya. Yang selalu memeluk cucunya ketiak baru bertemu. Nenek yang selalu menyisihkan uangnya untuk cucu-cucunya. Nenek yang membelikanku baju baru. Nenek yang mengajarkanku mengaji. Nenek yang membelaku ketika dimarahi oleh bapak. Nenek yang selalu mendoakan kami cucu-cucunya dan nenek yang sangat bangga dengan cucu-cucunya.

Kini, untaian senyum dari beliau mulai memudar semenjak penyakit tersebut menerpanya. Tawa serta canda dari beliau pun sudah tak pernah terdengar lagi. Wejangan-wejangan yang dulunya sempat saya hiraukan, kini saya sangat rindukan. Perintah-perintah yang dulunya tidak saya lakukan, kini saya menunggu perintah itu.

Begitu sakit hati ini, melihat tubuh beliau tidak bisa berbuat apa-apa...
Tubuh ini terasa teriris ketika melihat beliau menahan sakit ...
Terlebih lagi, Hari ini tepatnya jum'at pukul 03.00 dini hari. Tampak dari raut wajahnya beliau sangat menahan sakit. Entah sakit apa yang beliau tahan. Sudah silih berganti kerabat-kerabat berdatangan menjenguk nenek. Bahkan menginap di rumah. Sungguh sebuah kesedihan yang sangat mendalam melihat keadaan nenek umming seperti ini.

Entah apakah ini yang namanya sakratul maut atau apa. Kita tak bisa berbuat apa-apa lagi setelah berusaha semaksimal mungkin. Intinya, ini adalah cobaan yang sudah Allah atur sedemikian rupa untuk kita.

Saya tak tahu lagi harus berkata apa.
Do'a yang terbaik untukmu nenek Umming...
Walaupun engkau kelihatan tersiksa selama ini, namun kami yakin engkau sangat menikmati ini karena engkau tahu bahwa ini adalah penghapus dosa.

Begitu banyak yang nenek Umming telah berikan dan Takkan terbalas oleh apapun, bahkan dunia dan seluruh isinya. Do'a dari kami cucu-cucumu, anak-anakmu, menantu-menantumu, keponakan-keponakanmu, kerbat-kerabatmu dan semua yang mengenalmu tak akan pernah berhenti sampai di sini...!!

Allahumma Robbannas Mudzhibal-bas, isy fi antasy-syafi, la syifa'an illa syifa uka syifa'an  la yughadiru saqoman....