Masjid Jin "Tiban" Turen Kabupaten Malang, Kolaborasi antara Santri dan Tentara Jin



Hari itu adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di kota Malang, Jawa Timur. Malang memang mempesona, terbukti dengan banyaknya tempat-tempat unik yang bisa kita kunjungi. Waktu itu, saya bersama salah seorang teman yang sudah setahun lebih berada di sana mengunjungi Alun-alun Kota Batu, Alun-alun kota Malang, Stadion Kanjuruhan, Para Layang, Masjid Agung Malang dan terakhir mengunjungi salah satu Masjid yang kalau dilihat dari sejarah serta anggapan orang-orang merupakan masjid yang unik. Mengapa dikatakan unik? Yuk, kita cerita sedikit tentang masjid yang satu ini. 

Mesjid jin Tiban ini berada dalam komplek Pondok Pesantren Biharu Bahri 'asali Fadlaailir Rahmah di kawasan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dinamakan ”Tiban” karena konon, mesjid ini ”tiba-tiba ada”. Sekilas kita melihat nama pesantren di atas, wah panjang yah. Biasanya nama-nama pesantren yang ada di indonesia rata-rata hanya memiliki satu atau dua suku kata. Misalnya pesantren saya An Nahdlah, hanya memiliki satu suku kata. pesantren Tebu ireng yang ada di jombang hanya memiliki dua suku kata. Dan pesantren-pesantren lain yang jarang sekali memiliki nama sebanyak lima suku kata. waw.

Selanjutnya, konon katanya masjid ini dibangun pada tahun 1991 hanya dengan waktu sehari semalam saja oleh tentara jin. Namun, cerita itu tidak memiliki bukti yang kuat karena beberapa traveler ingin membuktikan hal tersebut namun tidak menemukan bukti konkrit. Sebagian orang-orang juga berpendapat bahwa masjid ini dibangun oleh para santri serta kiyai dengan bantuan jin. nah, apapun itu, intinya masjid ini merupakan hasil maha karya para santri entah itu dibangun dengan bantuan jin atau tidak. Selain itu, walaupun masjid ini memiliki tekstur timur tengah, akan tetapi pembangunan masjid ini ternyata tidak memiliki Arsitek. Desain masjid ini hanya berdasarkan petunjuk Kiyai Achmad Bahru Mafdholudin Sholeh yang ia dapatkan dalam sholat istikharah.

Masjid Tiban tidak tanggung-tanggung memiliki 9 lantai yang tidak bisa kita kelilingi dalam beberapa jam saja. Jadi saran saya, kalau ingin berkunjung ke masjid ini, harus betul-betul meluangkan waktu sebanyak mungkin. 

Walaupun memerlukan waktu yang lama, tetapi tidak perlu membawa bekal untuk berkunjung ke sana karena di lantai paling atas masjid ada supermarket dan berbagai macam kuliner disediakan di sana. Tidak ketinggalan ole-ole khas masjid Tiban dan malang juga tersedia di sana. 

Namun, setelah saya berkeliling-keliling mencari area pusat masjid yang sebagaimana masjid-masjid besar lainya memiliki area pusat yang luas yang digunakan untuk sholat serta kajian-kajian, saya tidak menemukannya. Justru ketika saya bertanya kepada petugas letak tempat sholat, saya justru ditunjukkan sebuah mushollah sederhana, yang tidak terlalu luas. Aneh juga yah, di dalam masjid ada mushollah. Hehehe... 

Jadi, ketika teman-teman ingin berkunjung ke Masjid Tiban, jangan menyamakan masjid ini dengan masjid-masjid besar seperti Istiqlal, Masjid Agung, Masjid Raya, Al Markaz dan masjid-masjid besar lainnya. 


Kalau anda tertarik, sekali-kali sempatkanlah waktu anda untuk menyusuri 9 lantai masjid ini. Buat foto-foto pun masjid ini tidak kalah dengan tempat-tempat indah lain karena memiliki latar yang keren serta ala-ala timur tengah.