Dulu Kakak Sekarang Tidak Lagi

Dulu saya punya seorang kakak....!!!

kakak yang baik menurutku. semua dijalani sama dia. jalan bareng dia, jajan bareng dia, tak ada uang bareng dia sampai nilai anjlok pun bareng dia. Dia betul-betul kakak yang baik kan...??? hahaha..!!

Jangan salah, kakak yang maksud itu adalah seorang cewek loh. cewek yang tak lebih tinggi dariku, tak lebih gemuk dariku, tetapi paling cerewet dariku. wkwkwk..!! Kalau memikirkan dia, semua terasa adem. Apalagi difikirkan didepan kipas angin yang berputar kencang... Wahh. Tambah adem...

Awalnya saya kenal dia tepat di bawah kolom jembatan, Husststtt.. Bukan.. Bukan.. Salah...!!! saya bertemu dengannya pas di sebuah acara mahasiswa begitu. Yah, maklum... seorang yang tertulis di KTPnya Pekerjaan : Mahasiswa, pasti lah punya banyak waktu untuk ikut acara apapun tanpa dihalangi oleh waktu yang mendesak. Yah, cantik sih cantik. Tapi bukan karena cantiknya itu yang buat saya mau dekat sama dia. Tepatnya, karena dia cerewet. Yah, cerewet dan kelihatan perhatian (Yah, walaupun perhatiannya bukan sama saya waktu itu). Hikss.. Hikss....

Sebulan bersama kakak itu, Eitss. Sebagai kakak yah, bukan apa-apa. Tampak aman, tak ada saling marahan, saling cuek dan saling cekcok. Bukannya kenapa, soalnya tak ada yang bisa bikin kita berdua merasakan hal itu. Yah, untuk sementara kami baik-baik saja.

Dua bulan kemudian, justru kami semakin lengket saja kayak kakak adik betulan. apapun yang saya minta diberikan. Saya minta angkatkan tasnya, dia mau, saya minta dorong motornya dia juga mau sampai-sampai saat saya minta supaya dia menerima traktiran nontonku dia juga mau. Wetsss... Apaa....?? Jelas maulah, semuanya menguntungkan bagi dia. wkwkwkwk...!!!

Tiga bulan bersama kakak itu, sekaligus menjadi tiga bulan saya selalu membuatnya tertawa tiap siang dan malam dengan lelucon yang tiap hari juga saya katakan kepadanya. Padahal sudah tidak lucu lagi, dia tetap saja ketawa. Ada apa??? Apakah dia cuma menghargai usaha ku membuatnya tertawa??? Oh, Nooo....!!! Ternyata benar dugaanku, dia tertawa cuma sekedar memberiku semangat supaya tetap melucu di depannya. Ketika dia melucu pun saya juga harus pura-pura tertawa di depannya, kan supaya saya balas budi ceritanya. Loh, kok bawa nama Budi segala, salah Budi apa????

Dan akhirnya tibalah waktu itu, waktu dimana saya sudah tak bisa lagi menahan rasa perih di perutku yang menandakan saya kebelet. Oh, tidak, bukan itu. Tibalah saatnya sebuah momen yang tidak kusangka-sangka dan membuatku bagaikan poster yang tertempel di pinggir jalan.

Kakak itu cuek....!!!
Paling menjengkelkan, ketika kusapa dengan penuh harap-harap tidak cemas, tapi apa daya tangan tak sampai (Woyyy, pepatah itu tidak cocok..) Dia seolah-olah menganggapku orang utan yang kabur dari hutan. Dia menghindar. tanpa alasan yang jelas alias dengan alasan yang buram. Seburam hati ini. Cieee.. cieee... Yang lagi buram...!!! Semakin kukejar semakin kudapat karena lariku begitu cepat, gak seperti lagunya Five Minutes yang semakin kukejar semakin kau jauh. Hehehe..

Akhirnya kuputuskan untuk menunggu, sambil kucari-cari cara yang tepat untuk memperjelas ini semua. Namun, setelah kuputuskan lagi, tak usahlah. kayaknya dia sudah menemukan adik yang cocok dengan dia. Adik yang lebih kurus dari dia mungkin, yang lebih pendek dari dia mungkin atau adik yang yang lebih cerewt. Entahlah. Pokoknya sampai sekarang, saya sudah tak mengungkit-ungkit lagi. Semuanya sudah hangus... Wkwkwk, (Kok pakai kata hangus)..!!

Yang jelas, Dulu saya punya seorang kakak cewek.... Sekarang Tidak Lagi....!!!

PPL itu Seru Yah....????

Akhir-akhir ini, PPL (Program Pengalaman Lapangan) membuat hari-hariku sibuk. Yah sibuk memikirkannya saja. wkwkwk. Sepertinya, PPL sudah sangat populer diantara teman-teman sekampusku. Mengapa tidak?? Yah, gak tau juga mengapa? Mungkin karena terlalu banyak rintangan dan halangannya yah... Teringat lagunya kera sakti, Nyanyi dulu ahhh... ***Walau halangan, rintangan menerkam tak jadi masalah dan tak jadi beban pikiran... hahah.. huuuu...****

Masak kera sakti bisa mengatasi halangan dan rintangan sedangkan kita tidak??? Masuk akal kan teman-teman??? Seperti yang saya katakan tadi, PPL itu kita sibuk, maka dari itu saya akan ceritakan kesibukan saya selama ber-PPL.

PPL hari pertama, saya dan teman-teman disuguhkan dengan nasehat serta bimbingan guru Pamong...!!!  Tahu tidak guru pamong itu apa?? Ayoo?? apa?? Guru pamong itu bukan sejenis biskuit kaleng yah, bukan..  bukan juga sejenis racun serangga, wahh.. parah. Guru pamong itu, guru yang kami gantikan untuk mengajar. Nasehat yang cukup panjang sampai-sampai membuat kakiku gemetaran mendengarnya, lama sekali soalnya.

Alhasil, saya sebagai guru, menggantikan beliau, masuk untuk perkenalan. Wawww... Siswa-siswa yang pintar, semuanya mendengarkan dan menghafalkan nama-nama mahasiswa PPL yang lagi perkenalan depan kelas. Namun, ada hal lucu ketika berkenalan dengan kelas yang lain, kebetulan saya cuma berempat. jadi kami berempat secara berurutan memperkenalkan diri. Mahasiswa pertama, assalamu 'alaikum nama saya Budi, saya dari Bima. Mahasiswa kedua, nama saya Isra' saya juga dari bima. Mahasiswa ketiga yang kebetulan seorang perempuan, nama saya Syamsiah Saya juga dari Bima, salam kenal adek-adek..


Sampai disini, siswa-siswa tampak mulai merasakan getaran yang aneh... ciee.. Getaran...!!! Kok getaran sih..!! Aneh, kenapa yah?? padahal tinggal giliran saya. Siswa-siswa tampak saling berbisik. Ingin rasanya saya teriak, Woy... di kelas tidak boleh main arisan. Tapi apa boleh buat saya cuma mahasiswa PPL yang baru kali ini muncul. Akhirnya kuputuskan untuk memperkenalkan diri dengan standar.