Finally, Everything is Gone

Tau kan arti dari judul di atas??
Kenapa berbahasa inggris??
Yah, salah satunya untuk pelarian. Pelarian untuk apa?? Yah salah satunya sebagai pelarian untuk mendapatkan kata-kata yang lebih keren, beken dan tren. Penulisan "tren" itu akhirannya pake D atau tidak??? Ahh, Ya sudah, mau pake D atau tidak apapun yang kalian maksud itulah barangnya..!!!

Sepagi (maksudnya tadi pagi), merupakan pagi yang sulit. Kenapa sulit?? Lah, kok postingan kali ini kebanyakan kenapanya?? kenapa?? kenapa? Lanjut saja. Pagi tadi terasa sulit karena saya harus bangun pagi sekali, jam 7 pagi tepatnya (Hahhh...??? Pagi sekali...?? jam 7 dikatakan pagi sekali?). Orang-orang di rumah semuanya keheranan. Loh, Anak sok rajin satu ini mau kemana??

Tanpa mandi, minum teh, (tetap cuci muka lah), tanpa luluran, Tanpa Krimbat, dan tanpa apa-apa alias cu'mala dalam bahasa daerah saya langsung kususuri si putih kepunyaan saya. Motor yang selama ini terlibat dalam setiap apa yang saya perbuat, saya harap si putih tidak menjadi saksi di akhirat nanti, karena dia sudah tau semuanya tentang saya. Saya berani membayarsi putih puluhan juta demi menutup mulutnya untuk berbicara tentang keburukan dan kejelekan saya. Hikss.. Hikss.. (untungnya si putih tak punya mulut, jadi saya tak perlu bayar, hehe, selamat... selamat...)

Hmmm... Kali ini saya akan menceritakan  tentang pengalaman hari ini yang bergejolak di acara kepenulisan. Tepatnya di acara Makassar Internasional Writers Festival 2013. Ada apa dengan acara itu? Acara itu bukanlah acara yang disertai bakar-bakar ikan, bukan pula acara ngabuburit bareng, karena yah, belum Ramadhan.. Hihihi...

Di acara tersebut, saya ketemu dengan penulis novel Perahu Kertas. Ayo, ada yang tau....?? Yee... Semuanya tau kali..?? Mba Dee (Dewi Lestari) ditemani penulis Novel Radio Galau FM, Kak Bara (Bernard Batubara) yang tampak cool dengan topinya yang saya tak tahu dia yang ikuti alexa atau alexa yang ikuti gaya kak Bara. Yang jelas saya tak bertopi kayak gitu. Penting gak yah..??

Ya sudahlah, pokoknya di situ saya dapat berbagai macam makanan, eh salah, berbagai macam pengalaman. Saya dapat pengalaman mba Dee, pengalaman Kak Bara, bahkan pengalaman-pengalaman para hadirin pun saya dapat. Banyak kan? Hehehe...!!

Saya sebenarnya agak menyesal baru bisa datang di hari terakhir, padahal Acara tersebut diadakan mulai tanggal 26. Hmmm... Saya yang malas atau saya yang tidak tahu info (Yah, pastinya malas).

Tapi walhasil, (Yeahh, pake walhasil segala) saya bisa foto bareng sama Kak Bara, Yah, itu karena perjuangan teman saya yang bersedia menjepretkan kameranya ke wajahku yang lugu ini.

Dan Hasilnya .... Tralala... Trilili...




















Begitulah, muka-muka tak berdosa ketika berfoto bareng sang penulis kelas kakap. Tampak lusuh, kentara kalau belum mandi. Kalau liat tampang kak Bara, sepertinya dia sangat menyesal telah berfoto dengan saya. Manusia yang telah berlumuran pengalaman-pengalaman pahit. Selain itu, tampaknya kak Bara juga sudah tak tahan lagi dan mengacungkan 2 jari tanda perdamaian supaya saya tak minta foto bareng untuk yang kedua kalinya. Maaf kak Bara, maafkan anakmu yang berdosa ini. (Lah, kok kayak maling kundang). Sementara Mba Dee, dia pun langsung lompat dengan bangganya. Padahal ada ratusan orang yang lagi berjubel (istilah dari berdesak-desakan, bukan jual-beli, hhehehee) untuk meminta tanda tangan dan minat foto bareng. Tapi apa boleh buat, ingin memeluk gentong tapi apa daya tangan tak sanggup karena gentongnya sebesar rumah. Katanya, Mba Dee harus ke Bandara karena pesawatnya sudah nunggu, Katanya, bukan kataku.

Acaranya pun berakhir ini malam ini, ditutup oleh puisi yang dibawakan oleh Krishna Pabbicara, cocok gak tulisannya? sebuah kolaborasi antara puisi dan musik yang sangat pas, membuatku tak bisa kelepak kelepuk. Alias membuatku bengong dengan puisinya. Bengong karena tak bisa merasakan suntikan sastra dan seninya. Waw banget menurutku.

Sudah deh, yang jelasnya semuanya sudah berakhir (memaksakan kata supaya nyambung di judulnya, wkwkwk). Wah, sudah jam 3 subuh rupanya, waktuku psoting tulisan ini tak terasa dan tak kuduga (syahdunya) selam 2 jam-47 Menit-700 Detik (nebak-nebak berhadiah).

Dan beginilah raut wajahku setelahmengikuti kegiatan MIWF 2013 itu....


Coba liat raut wajahnya, kayaknya kalau ambil gambarnya sejauh ini, raut wajah yang tak sudah mandi tidak kentara... syukur dehh.. wkwkwkwk

Wah, ini dulu yah postingan kali ini, saya harap teman-teman mengerti dengan begitu panjangnya postingan ini. Dan apabila ada nama, tempat atau kejadian yang serupa dengan ini, yah itu memang seratus persen benar. Hehehe...

Sekian yah. Sudah capek ngetik.
Dah....
Makasih sudah mau baca...
Wassalam.....!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar