Katakan!! Karena diam tidak menyelesaikan masalah


 Kita pernah sehebat habibi ainun. Sebelum kau memutuskan untuk diam. Ketahuilah, diam tidak akan menyelesaikan masalah. Tetapi hanya akan memperbanyak ragu. Aku bukanlah pengerti yang ulung. Yang setiap kau diam, hatiku akan peka dan murung.

Namun, penderitaan tidak hanya sampai di situ. Diammu adalah busur. Yang selalu kau pintalkan kepadaku. Ragu begitu menguasai dirimu. Hingga kau termakan dengannya.

Aku tak bermaksud mengungkit. Tetapi, ingatkah kau bagaimana dahulu kuperjuangkan. Kurelakan waktu senggangku menunggu kabar darimu walau kutahu kau tak ingin ditunggu. Kucampakkan semua yang mengusikku, tak kuhiraukan apapun yang mengganggu kita dan kutabahkan segala yang menyedihkan.

Aku tahu, kau yang sekarang sangat jauh berbeda dari yang dahulu. Kau yang dahulu lebih suka dengan lelucon sederhana, kini butuh konsep yang rapi untuk menghiburmu. Kau yang dahulu begitu memperhatikan ceritaku walau tidak begitu penting, kini menghiraukan masalah-masalah penting dalam hidupmu sendiri. Kau yang dahulu begitu cerewet mengatakan hal-hal manis, kini diam tanpa kata.

Tentu saja, setiap orang yang kau diamkan akan selalu menunggu jawaban. Tak perlu kau katakan ke orang lain. Karena sejatinya, yang menjalaninya adalah kita. Kita yang sejak awal berjuang, maka kita juga yang akan menghadapinya. Entah melanjutkannya atau menyelesaikannya.


Aku tahu, mungkin aku tak pantas denganmu. Atau memang kau ingin lepas dariku. Aku bukan orang seistimewa seperti orang-orang di sekelilingmu sekarang ini. Aku hanyalah seorang yang biasa. Tidak rupawan, tidak bangsawan, tidak hartawan. Tidak punya segalanya. Dan wajar, jika kau ragu karena itu.

Kau selalu menanyakan umur. Yah, aku paham. Mungkin kau menganut pemahaman cinta beda umur itu bermasalah. Kau tak ingin anak-anakmu kelak, tak dapat bermain dengan ayahnya yang sudah lanjut usia.

Sedari tadi aku hanya mengira-ngira. Aku tak tahu lagi bagaimana melanjutkan ini. Diammu sangat menakutkan. Aku tak ingin mengganggu prioritasmu.

Namun kelak, jika kau punya waktu, katakanlah semua yang membuatmu ragu. Kita akan lihat apakah jawabanku nantinya dapat memperbaiki, atau malah memporak-porandakan apa yang selama ini aku (kita) perjuangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar