antara CINTA dan KAWAN

Hidup akan indah bila kita masih memiliki seseorang yang kita sayangi, seperti fahrul, Fahrul masih memiliki orang tua yang sayang dengannya dan saudara laki-lakinya yang sangat menggemaskan yang masih kelas 4 SD. Serta tak luput mempunyai seorang kawan yang baik yang selalu bersama ketika dia sedih, gundah, risau maupun senang. Fahrul mempunyai sahabat dia bernama Arsil dan ari. Kemana-mana mereka selalu bersama seperti layaknya besi dan magnet yang sulit dipisahkan. Mereka pertama kenal ketika pertama MOS dan memulai sekolah di PESANTREN, Ketika itu Ari duduk sendirian dan tak sengaja Fahrul menghampirinya dan berkenalan. Setelah mereka berbincang-bincang cukup lama datanglah seorang anak Lelaki tinggi, tidak terlalu  putih bertahi lalat di bawah matanya yang agak sipit. Tahi lalatnya itu membuat wajahnya menjadi manis dan disegani oleh kaum Hawa pada saat itu.

“Hai…. Ari dah lama nunggunya yah???” kata remaja yang baru kelas tsanawiyah  (atau setingkat dengan 1 SMP) itu.

“Ea… lama sekali, kamu dari mana saja???? kata Ari
 
“Maaf yach aku berangkatnya siang sobb, soalnya bangunnya kesiangan… hehehe” jawab Lelaki yang berbicara dengan Ari sambil tersenyum.

“Oa,untung ada Fahrul  yang temani saya di sini bro, rul kenalkan ini arsil teman sekelas kita juga lho. Oya brow kenalin ini teman sebangku saya namanya Fahrul” kata Ari sambil memperkenalkan temannya.

“Kenalin saya Fahrul, aku duduknya di samping tembok

dekat pintu sama Ari” kata Fahrul memperkenalkan dirinya kepada Arsil.

“saya Arsil, low boleh tau kamu tinggalnya dimana”?? Tanya Arsil kepada Fahrul.

“Aku aslinya dari luar Sulawesi, tapi di sini saya ngekost” jawab Fahrul.

“Kapan-kapan kita main ke kostnya Fahrul, Gimana,??  kmu juga ikut yach arsil”?? Ari melontarkan pertanyaan kepada Arsil.

“Itu ide yang bagus kita selalu kumpul-kumpul  di kosannya Fahrul, Gimana kalau kita buat genk saja?” usul Ari.

“Aku setuju dengan pendapatmu. Nanti kita buat kaos yang sama, tapi dipikir-pikir nama genk nya apa”?? Ari menggaruk-garuk kepala yang tidak gatal karena begitu bingungnya.

“Tapi maaf teman-teman bukannya saya menolak, tapi saya bener-bener tidak setuju dengan pendapat kalian, aku ingin bersahabat dengan kalian. Tapi saya tidak suka buat genk-genk seperti itu, takutnya kalau kita buat genk, banyak teman-teman yang benci dan iri.” jelas fahrul.

“Yah rul, tapi……….”

Sebelum Mia melanjutkan pembicaraannya bel pesantren pun berbunyi tanda peserta MOS kumpul di halaman Pesantren untuk diberikan arahan dan himbauan dari Pimpinan Pesantren Tersebut.

Sungguh enak MOS di pesantren kami ini, tidak seperti MOS di sekolah-sekolah lainnya yang biasanya di suruh buat macam-macam. Di suruh buat tas dari kantongan lah, di suruh ikat rambut 10 ikat, ataupun di suruh pake kaos kaki yang berbeda. Sungguh memalukan. Namun di pesantren kami ini tidak demikian. Kita di layani seolah-olah kami adalah tamu yang perlu di layani dengan baik..

Setelah kumpul di lapangan arsil  dan Ari senyum-senyum sendiri, dan aku bingung kenapa mereka senyum-senyum tanpa sebab. Adakah sumbernya kenapa mereka senyum-senyum sendiri. Setelah saya perhatikan ternyata mereka tersenyum ketika melihat anak kelas 2 pengurus penerimaan dan pendaftaran murid baru. Dan kemudian saya bertanya kepada Arsil,”Sil, kamu dan Ari senyum kenapa??” Tanya Fahrul dengan penasaran.

“Asal kamu tau ya Rul, saya dan Ari itu ngefans banget sama anak kelas 2 itu, terus  jatuh cinta sama sama cewek itu katanya sih namanya Rina”. jawab Arsil.

“Yang mana?” Tanyaku lagi.

“Itu yang paling Imut, Oooo aku juga ngefens banget sama pengurus-pengurus penerimaan murid baru yang lagi jaga di posnya tuh. jangan bilang sama  Ari yah kalo saya kasih tau ke kamu, aku itu ngefans banget sama  cewek yang pake jilbab coklat itu. sedangkan Ari ngefens sama Ketua Panitianya, itu yang dari tadi sibuk jalan ke sana ke mari”. jelas Arsil.

“okey, tenang saja Arsil saya pasti  jaga rahasia ini kok, dijamin tidak bakal bocor dech…….” kataku.

“Aku percaya kok sama kamu….  alah kaya ember saja bocor… . hehehehe”. Ucap Arsil sambil ketawa

Ketika asyik berbicara ternyata banyak pengarahan yang diberikan oleh Pimpinan Pesantren, sungguh menyesal sekali saya ini tidak mendengarkannya. Padahal banyak manfaatnya bagi kita khususnya bagi pelajar. Setelah beberapa lama kemudian peserta MOS di bubarkan.

Fahrul sedang berfikir sepertinya enak sekali rasanya ketika menjadi anak Santri. Sama seperti yang Fahrul rasakan saat ini Fahrul ingin cepat-cepat menggunakan baju krem celana coklat yang menjadi baju khas dari pesantren itu dan agar cepat diresmikan menjadiSantri dari pesantren itu, rasanya lama sekali menunggunya waktu seperti itu. Apalagi, rumahnya sangat jauh dari Suasan Pesantren sungguh enaknya jauh dari orang tua dan bebas untuk pergi-pergi kemanapun yang kita inginkan bersama teman-teman barunya. Tapi Fahrul harus bisa mengendalikan diri dari pergaulan di zaman edan seperti ini, kalau kita mengikutinya maka kita akan masuk ke dalam jurang neraka yang isinya orang-orang berdosa.

Kicauan burung menari-nari di angkasa, Sungguh indah bila ketika memandangnya. Embun pagi menyejukan hati Semerbak wangi mawar membuat segar perasaan kita. Indahya alam ciptaan tuhan yang maha esa, Tak ada yang bisa menandinginya,Karena tuhan adalah sang pencipta alam semesta.

Ricuhan Calon Santri-Santriwati bagaikan burung-burung yang sedang menyanyi-nyanyi. Para Santri mulai berdatangan menuju Pesantren untuk menuntut ilmu, yang kebetulan pesantren itu tidak layaknya pesantren-pesantren lain yang menanamkan sistim asrama.  walaupun ada yang niat sekolah hanya ingin mendapatkan uang jajan dan ingin memiliki banyak teman. Para santri berdatangan ada yang naik motor, sepeda, naik angkot, diantar orang tuanya menggunakan mobil, adapun jalan kaki.
Bel Pesantren pun berbunyi sebagai tanda waktu pelajaran dimulai. Para Santri dengan tenang belajar di Pesantren. Hening sepi keadaan di Pesantren bagaikan tak berhunikan makluk, Seperti di hutan sepi sunyi.

Bel istirahat pun berbunyi, Para Santri bagaikan pasukan burung yang keluar dari sangkarnya menuju kantin dalam Pesantren. Perut mereka terjadi perang dunia ketiga mereka berebut makanan dan cepat-cepat mendahulukan mengambil makanan.

Aku tak nafsu untuk pergi ke kantin dan aku beranikan diri pergi ke perpustakaan.Setelah lamanya aku diperpustakaan datanglah seorang Cewek Anggun Sekali yang diidam-idamakan oleh Arsil kawanku sendiri.

“Hai…….Fahrul kok sendirian saja disini.” kata cewek itu yang bernama Rina.

“Yah…. teman-temanku lagi ke kantin, padahal aku diajak kekantin sama mereka, tapi aku maunya pergi ke perpustakaan……. hehehe” kataku pada Rina.

“Oa…… kamu les di Primagama yah??” Tanya Rina yang belakngan ku tau kalau dia itu seumuran dengan kami.

“Eah…..kok kamu tau…” jawabku.

“Kan saya juga les disitu,terus saya juga sering memperhatikan kamu lho!!” kata Rina.

“Memang kamu kelas X apa?, kok saya gak pernah lihat kamu?”

“Ruang X-B. oa,kamu ruang X-A ya?”

“yapz……….”

Aku tak ingin dekat-dekat dengan Rina, Tapi aku juga punya perasaan sama dia karena tutur bahasanya yang sangat lemah lembut.  aku bingung kalau aku berdekatan sama Rina nanti Arsil cemburu. Kemudian saya pamit sama Rina .

“Rin saya mau ke kelas dulu” kataku pada Rina.

“Owg…..eah Rul silahkan”
 
Kemudian aku menuju ke kelas, sebelum masuk ke kelas, di jalan aku ketemu Arsil. Aku menyapa Arsil dengan senyuman. Tapi apa yang dia  kasih padaku, Arsil bersikap sinis. Aku bingung kenapa Fahrul bersikap seperti ini kepadaku, Kemudian aku mencari Ari. Aku ingin menanyakan kepada Ari. Tentang sikap Arsil kepadaku. Setelah kutemukan Ari, ku langsung menanyakan kepadanya.

“Ri ,aku boleh nanya sesuatu kepadamu gak?”

“Nanya tentang apa?”

“Tadi aku ketemu Arsil, aku nyapa dia, Tapi dia cuek, malah dia bersikap sinis kepadaku, Apa salahku Ri”.

“Apa benar tadi kamu janjian sama Rina di perpustakaan, kok kamu bisa menghianati kawan sendiri sih”.

“Ri, tadi itu, aku gak sengaja ketemu Rina di perpustakaan, sumpah aku sebelumnya gak janjian, tolong bantuin aku, untuk jelasin ke Arsil Ri.”Aku memohon ke Ari agar dia bisa bantuin aku untuk jelasin ke Arsil.

“yach udah….gimana kalau pulang sekolah saya temuin kalian berdua”

“Terserah kamu Rul, yang penting Arsil tidak salah paham sama saya”
 
Kemudian setelah pulang saya nungguin Ari dan Arsil di kantin, setelah beberapa lama aku nungguin munculah mereka dari balik kelas.setelah aku melihat Arsil. Aku langsung peluk Arsil dan aku teteskan air mataku. kemudian aku memohon-mohon agar Arsil mempercayai penjelasan yang diberikan oleh aku padanya.

“Arsil, plis dengar penjelasan aku, aku gak ada hubungan apa-apa sama Rina, mana mungkin aku menghianati sahabat sendiri.”

“terus kenapa tadi kalian berdua ketemuan di perpustakaan.” Tanya Arsil.

“Aku gak sengaja ketemu di perpustakaan Sril, kalau kamu masih gak percaya, gimana kalau kamu nanya langsung sama Rinanya?”

“owg………..yach dech aku sekarang percaya kok sama kamu, masa aku percaya sama orang lain daripada Kawan sendiri, maafin aku juga yah Rul,,”.

“Memangnya tadi siapa yang bilang sama kamu”.

“Sudah, gak usah dibahas, gak penting”.

Aku bingung kenapa Arsil langsung maafin aku, padahal aku baru sebentar jelasin kapadanya. leganya perasaanku ini.

“Makasih Ril”.

Kemudian kami pun saling berpelukan rasanya senang sekali ketika kami baikan kembali. Setelah pulang sekolah, Aku seperti biasa membuka kembali buku pelajaran. Setelah ku membuka buku, tak sengaja ku temukan secarik kertas yang beramplop. Ku buka perlahan-lahan, tapi kenapa jantungku ikut berdetak lebih kencang. Kubaca perlahan-lahan.

Dear Fahrul….

Izinkan aku untuk berkata jujur padamu, Sebelumnya ku minta maaf kalau aku sudah lancang mengirim surat ini. Aku sadar, aku bukan apa-apanya kamu. Aku juga tak pantas memilikimu. Tapi semakin ku pendam perasaan itu, semakin sesak rasanya dadaku ini kalau tak segera ditumpahkan.
Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Tapi tiap kali aku ingin melepaskan diri darimu, Tapi tiap kali itu aku ingin semakin kuat untuk memelukmu. Dan aku merasa heran mengapa perasaan ini hanya terjadi padamu, mengapa tak tumbuh pada cowok-cowok yang lain, Bagi anak-anak lain mungkin menilainya, Mereka tampan darimu, lebih gaul darimu bahkan mereka bilang lebih hebat darimu?
Tetapi ini perasaanku, Aku justru suka padamu tak hanya karena ketampananmu, Tapi juga karena sikap mu sungguh menarik bagiku. Aku tak ragu lagi memilih seorang pangeran semacam kamu. Kamu ini memang tak ada duanya di dunia ini. Sudah beberapa lama ku pendam perasaan ini tapi baru kali ini ku beranikan diri utuk menyatakan kalau aku “CINTA dan SAYANG”sama kamu. Maafkan aku kalau aku terlalu berlebihan mengungkapkannya, bukan aku tak punya malu sama sekali seperti anak perempuan lain yang biasanya Cuma memberi isyarat, ataupun pua-pura jaim. Aku bukan mereka Rul. Aku Rina.

Tapi kalau kau mau agar kita membicarakannya , besok kita ketemu pulang sekolah dibelakang perpustakaan             .                                                                        

Orang yang mencintaimu
Rina afrahunnisa'…


Aku bingung,Aku tak tau harus berbuat apa. Aku bingung memilih salah satu ini CINTA atau KAWAN. Kata-kata itu selalu menggoyang-goyang pikiranku. Aku punya persaan sama Rina dan aku juga gak mau menyakiti perasaan sahabatku. Kenapa bisa terjadi pada aku, kenapa tidak Ari??? Bukanya aku iri pada Ari, tapi karena perasaan bingung ini jadinya aku tak sadar menyalahkan Ari.... ya tuhan tolonglah diriku ini, aku harus berbuat apa?.

Kemudian aku berfikir, aku sudah janji hidup dan matiku akan ku pertaruhkan demi kawanku yang selama ini menemaniku. Aku relakan Rina untuk kawanku Arsil. Aku tak ingin melihat sahabatku sedih.
Aku sudah punya keputusan, aku tidak akan memperdulikan apapun yang di katakana rina, Tapi aku akan bersujud di depan Rina dan bermohon-mohon agar Rina bisa menerima Arsil yang sangat tulus Mencintainya.

* * * * * * sekian * * * * * * * *



cinta yang sebenarnya adalah ketika kamu menitikkan air mata dan masih peduli terhadapnya....cinta yang sebenarnya adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih tetap menunggunya dengan setia....

cinta yang sebenarnya adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum dan berkata "aku turut berbahagia untukmu wahai SAHABATKU"





Tidak ada komentar:

Posting Komentar