KKN Itu Sedih Dan Senang Part 1

Sudah sebulan blog ini tak berisi. Yah, sebuah prestasi tersendiri bagi blog ini. Kenapa begitu pemirsa??? Hmmmm... Lokasi KKN yang berda di derah pedesaan membuat aktivitas ngeblog ku akhir-akhir ini tak karuan. Bukan tak karuan, sebenarnya tidak ada sama sekali. Entah semua jaringan yang biasa saya pakai untuk berselancar di dunia maya tiba-tiba menghilang. Sebut saja jaringan 3, yang walaupun saya memiliki kuota sebanyak 5 GB, namun dengan tidak adanya jaringan, kuota sebanyak itu tak berguna sama sekali. Namun, tak usah panjang lebar dengan masalah jaringan tersebut. Intinya, suasana KKN selama sebulan ini telah kulalui dengan tanpa jaringan sehingga postingan untuk bulan maret sama sekali tidak ada alias Nothing...


KKN adalah sebuah program yang ada di setiap kampus. Kuliah Kerja Nyata merupakan sebuah program pengabdian kepada masyarakat. Selama dua bulan kita disimpan di sebuah desa untuk membangun desa tersebut, membuat program-program yang menyentuh para warga, sampai memberikan beberapa sumbangsih pikiran demi kemajuan desa tersebut.

Kebetulan saya ditempatkan di sebuah Desa dengan masyarakat yang cinta akan mahasiswa KKN. Desa Toddotoa namanya. Terletak di Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa Provinsi Sul-Sel. Desa yang aman dan damai bagi warganya. Desa yang begitu menyejukkan ketika rindang-rindang pohon mulai menyambut di pagi hari. Sungguh saya beruntung berada di desa ini.

Pertemuan pertama dengan tuan rumah yang kebetulan adalah kepala Desa adalah pertemuan yang begitu menyenangkan. Kami disambut begitu ramah dan begitu perhatian, tampak dengan jamuan makanan serta senyum simpul dari tuan rumah. Hari pertama pun dimulai.

Kami berjumlah sepuluh orang yang terdiri dari enam perempuan dan empat laki-laki. teman-teman yang baik menurutku pada hari itu. Saya sebutkan namanya saja. Ada Kak Irfan Idris selaku koordinator desa yang merupakan senior saya di pesantren. Ada Hikmah yang juga merupakan teman sepesantren dengan saya, dan saya beruntung karena seposko dengan mereka berdua karena ada kemungkinan kita memiliki satu kesamaan fikiran. Selanjutnya, ada Anti, yang bernama lengkap Nur Jayanti, anak yang manis menurutku. Kemudian ada Arya, Mahasiswi jurusan Teknik Informatika yang harus menjalani sebuah cobaan dalam KKN ini karena sedang mengidap sebuah penyakit yang mengharuskannya tidak dapat menginap di posko. Lalu ada Rani, mahasiswi farmasi yang kayaknya tahu betul mengenai obat-obatan. selanjutnya, ada Dhila, mahasiswi tergemuk yang ada di posko kami, dan mahasiswi yang baru saya tahu kalau dia sudah naik haji. Perempuan terakhir yaitu Suharni, mahasiswi keperawatan yang bermaksud untuk belajar masak selama ,KKN, hehehe.. Dua cowok yang lain yaitu Uchwal, mahasiswa jurusan managemen serta Ihwan Faisal, mahasiswa jurusan Ilmu Hukum.


Harus kuakui, dalam menjalani KKN, tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak cobaan yang harus kita lalui dengan penuh dengan lapang dada. Namun, di balik itu banyak juga kesenangan yang berlalu begitu saja yang melengkapi hidup ber-KKN.

Hal yang paling harus diperhatikan dn dihadapi adalah teman seposko. Sungguh senang rasanya ketika mendapatkan teman seposko yang begitu baik, sopan, kocak dan yang paling penting tidak berlebihan dalam hal apapun. Namun, sungguh derita yang tak kalah hebatnya ketika mendapatkan seorang teman seposko yang penuh egois, susah diajak cerita, sok, dan sebagainya. Itulah, mengapa teman seposkolah yang paling harus kita hadapi ketika KKN ini.

Hmm, kalau berbicara mengenai teman seposko, saya memiliki teman seposko yang berbeda-beda sifat dan wataknya. Yah, walaupun awalnya saya sangat bahagia tinggal seposko dengan mereka, namun seiring berjalannya waktu, sifat-sifat aneh mereka muncul dan saya tak suka. Terlebih lagi seorang teman seposko denganku yang saya sangat tidak suka perlakuannya. Orangnya penuh dengan modus, ia bekerja ketika bapak ataupun Ibu Desa melihatnya, namun aslinya, dia begitu pemalas. Saya sudah mengamatinya berhari-hari selama sebulan. Awalnya saya memang akrab bahkan jadi bestfriend, namun karena sifatnya itu, saya perlahan-lahan mulai menjauh dari dia. Orangnya serba modus, sampai-sampai senyumnya pun penuh dengan modus, sok berbeda dari yang lain padahal semuanya busuk. Kalau mengingat dia, rasanya saya ingin cepat-cepat menyelesaikan KKN ini.

Namun, bukan cuma sedih. di posko pun saya merasakan begitu banyak kesenangan. Dikelilingi oleh anak-anak, mengajar di sekolah serta TPA, main bola dengan warga adalah anugrah yang tidak bisa kudapatkan di kediaman saya. Sehingga hal itu juga yang membuatku betah di desa ini. Justru saya tak rela meninggalkan mereka. Anak-anak desa itu jadi penghibur selama saya KKN.

Namun, memang... KKN itu penuh dengan hal tak terduga.

3 komentar:

  1. Huahahahaha..diriku manis.. Oh no..oh tidak !!! *klepek klepek sampai sempat terbang 1 milimeter dr atas lantai* #rotfl

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha... paragraf kedua dari terakhir d sensor nah..!!

      Hapus
  2. Ehhh...manami part selanjutnya ini tulisan? Xixixi...sy malah tdk sempat bikin review ttg KKN. ��

    BalasHapus