Seniorku Kekasihku


Dengan Tergesa-gesa Eca mulai menaiki tangga di lantai 2 kampusnya. Kebetulan, kelas yang ditempatinya untuk kuliah berada di lantai 3. Pagi ini sangat sepi, seorang pun tidak nampak di hadapan Eca. Ternyata, Eca sangat cepat berangkat ke kampus. "Wahh... kok belum ada orang..???" Fikir Eca dalam hatinya. Ternyata, selidik punya selidik, jam di Handphone Eca cepat satu jam dari biasanya. "Hahh... aku kepagian..!!" Teriak Eca lagi dalam hati.

Tidak seperti biasanya, pas sampe di kampus Eca langsung masuk kelas, kali ini dia sempatkan dirinya untuk menikmati udara pagi di luar kelas sambil memejamkan mata.

"Heyy...!!!" Sapa seorang laki-laki yang tiba-tiba langsung duduk di samping Eca.
"Heyy.. juga". Jawab Eca . Ia lupa siapa laki-laki itu.

Sepintas, laki-laki yang ada di sampingnya itu mengingatkan Eca kepada seseorang yang pernah sangat dekat dengannya.


"kok melamun ka'..???" Tanya lelaki itu yang memanggilnya dengan panggilan ka'.
"Hah...?? dia memanggilku ka'..?? Hmmm... Oh, iyya.. aku baru ingat... dia itu junior satu tingkat dibawahku yah...!!!" Celoteh Eca dalam hatinya.

"ka'..??" Panggil lelaki itu dengan keheranan.
"Eh, tidak kok...!!! Aku cuma menikmati udara segar di kampus ini, udaranya segar loh.  Coba saja." Jawab Eca dengan penuh semangat.

***
Lamunan Eca msih terarah ke laki-laki yang ditemuinya tadi.
"Junior tadi namanya siapa yah?" Bisik Eca dalam hati. He.. he... he..!!! "kok jadi mikirin dia" Sambungnya lagi. Entah ada angin apa yang menghembus ke arah wanita anggun ini sehingga membuatnya tak bisa melupakan lelaki tadi, padahal dia cuma juniornya di kampus.

Eca menarik sahabatnya, Nita dan kemudian berbagi cerita dengannya soal perasaan aneh yang dialaminya.
"Eh, Nit... Tadi Saya ketemu sama junior sebelum masuk ke kelas." Cerita Eca dengan penuh serius.
Dengan mimik wajah yang tak kalah seriusnya, Nita menanggapi cerita dari sahabatnya itu. "terus.. terus..??".
"Perasaanku aneh saat ngobrol dengannya, tidak seperti biasanya kalu aku bertemu dengan junior-junior lainnya, kali ini beda Nit. Kenapa yah..??" Lanjut Eca dengan penuh serius.
"Maksud kamu, kamu jatuh cinta sama junior itu..?? hahaha...!! Eca.. Eca...!! kamu ada-ada saja." Ledek Nita.
"yee.... saya kan tidak bilang gitu..!!! huh.." Jawab Eca.

***

Sebelum masuk mata kuliah kedua, Eca menuju ke ruang jurusan untuk mengurus sesuatu yang sangat penting. Pada waktu-waktu begini, baanyak mahasiswa yang lebih memilih menunggu dosen di depan kelas mereka masing-masing dan tidak sedikit juga yang masih ada di kantin.

Tiba-tiba Eca merasa tak sanggup untuk melangkahkan kakinya ketika ingin melewati sebuah kelas milik junior yang satu tingkat dibawahnya itu. Bukan karena apa, tapi karena lelaki yang ditemuinya tadi pagi itu sedang bercengkrama dengan teman-teman seruangannya di depan kelas yang akan dilewatinya. Ia khawatir akan canggung ketika lewat di depan lelaki itu. Namun, jalan menuju ruangan kelasnya cuma lewat kelas itu yang paling dekat. Ada sih jalan yang lain tapi Eca harus putar ke belakang untuk menempuhnya dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Wahh...

Untung ada teman sekelasnya, Fitri, yang memanggilnya dari belakang.
"Mau Ke mana Ca'..?" Teriaknya.
"Mau Ke ruang Jurusan, kamu..?"
"Sama, mau ke sana juga. Kita bareng yah...?" Lanjut Fitri.
"OK..!!" Jawab Eca dengan penuh gembira karena tidak melewati lelaki itu dengan seorang diri.

***

Hari mulai sore, sedikit gerimis namun tidak membuat tanah disekililing vila di suatu tempat wisata yang mereka kunjungi. Hari ini, semua mahasiswa di jurusan Eca mengunjungi sebuah tempat wisata dan menyewa vila di sana untuk mengadakan Bina Akrab buat mahasiswa baru sekaligus penyerahan jabatan ketua HMJ yang sejak tahun lalu di sandangnya.

Malam ini akan dimulai Bina Akrab untuk mahasiswa baru, kebetulan yang jadi ketua panitia untuk acara bina akrab ini adalah Kevin, lelaki yang menyapa Eca waktu itu yang sekaligus juniornya. Jadi otomatis Eca dan Kevin selalu berinteraksi waktu itu.

Mereka tampak kompak sekali. Eca sebagai senior tak sungkang-sungkang lagi untuk membimbing Kevin yang baru mengurus acara seperti ini. Sehingga kegiatan Bina Akrab itu berjalan mulus. Para mahasiswa baru sangat menikmati kegiatan yang di berikan oleh panitia.

Akhirnya, malam terakhir Bina Akrab itu tiba. Semua orang yang hadir pada waktu itu berkumpul di halaman tepat depan vila membentuk lingkaran. Malam itu akan di adakan pemilihan ketua HMJ untuk periode tahun ini. Setelah beberapa kandidat di calonkan, proses pemungutan suara pun dilaksanakan dengan tertib. Akhirnya calon pun sudah terpilih dan betapa kagetnya Eca ketika mengetahui yang akan menggantikan kepemimpinannya sebagai HMJ adalah Kevin. Itu berarti sebentar lagi Eca dan Kevin akan bersalaman di hadapan mahasiswa sebagai tanda pelepasan dan penerimaan jabatan ketua HMJ.

Serah terima jabatan pun dilaksanakan. suasana malam itu begitu indah buat Eca. Bagaimana tidak, selain malam itu sangat sejuk, ada perasaan aneh yang tak dapat dilukiskan lewat kata-kata muncul di hati Eca ketika pas bersalaman dengan kevin. "Apakah ini yang namanya CINTA..??" Bisik Eca dalam hati.

Sejak awal Kevin kuliah di kampus ini, ia sudah seringkali mendengar sepak terjang Eca di kampus. Selain menjadi wanita idaman di kampus, Eca pun memiliki IPK yang sangat tinggi. Ia sudah seringkali membawa nama baik kampus ini di bidang akademik. Beasiswa pun tak pernah lewat begitu saja di hadapannya.

"Good luck yah Vin.." kata Eca kepada kevin.
"Makasih... Ka'". Dengan terbata-bata Kevin menjawab ucapan selamat dari kakak seniornya itu.
Malam terakhir ini merupakan malam yang sangat spesial buat mereka berdua. Ketika anak-anak mulai istrahat, mereka berdua masih saling bercerita. Eca menceritakan suka dukanya menjadi ketua, sedangkan Kevin berusaha menjadi pendengar yang baik.

***

Hari-hari sebagai ketua HMJ pun dilalui Kevin dengan mantap. Namun masih ada yang terganjal dalam fikiran Kevin setiap malam. Wajah Eca tak henti-hentinya melayang-layang di fikiran Kevin. Ketika bertemu dengan kakak seniornya itupun Kevin merasa kelabakan.

Sampai pada suatu saat, ketika Kevin sedang asyik mengendarai motornya ketika pulang dari kampus. Tiba-tiba ia melihat sosok perempuan yang kelihatannya ia kenal sedang menyeberang di jalan sambil memasang telepon di telinganya. Namun, di arah yang berlawanan, muncul sebuah mobil pengangkut gas yang melaju dengan cepat.

"Ka' Eca..... Awas..!!!" Teriak Kevin sangat keras.
Namun, tampaknya Eca tidak mendengar sedikitpun teriakan dari Kevin. Akhirnya dengan berulang kali teriakan ia lontarkan kepada Eca, dan Eca tak mendengarnya. Dengan spontan, Kevin langsung melepaskan motornya dan berlari menuju Eca yang sebentar lagi akan di gilas oleh truk pengangkut gas. Namun, Kevin lebih cepat dari truk itu sehingga Eca dapat ia selamatkan dengan menariknya ke pinggir jalan dengan keras.

Dengan nafas yang ngos-ngosan Eca menatap jalan raya dan masih tidak percaya atas kejadian yang baru saja menimpanya. Namun, setelah shocknya mulai hilang, ia menengok ke arah kanannya dan melihat Kevin sedang berusaha membangkitkan motornya yang ia jatuhkan untuk menyelamatkan Eca. Berulang kali kevin menghidupkan motornya, berulang kali pula motornya tak sedikitpun menyala.

"Vin, maafkan saya yah, gara-gara saya, motor kamu jadi mogok begitu. Sekali lagi maaf yah". Ucap Eca kepada Kevin.
"Ga papa kak, itu sudah jadi kewajiban kita selaku manusia untuk menlong manusia yang lain". Balas Kevin.
Ketika mendengar jawaban dari kevin itu, Eca langsung merasa sangat bangga dan kagum sama Kevin.
"Kak... Kok melamun...?? mending bantu saya dorong motor ini kak sampai di bengkel yah..???" kata Kevin membuyarkan lamunannya.
"Oh, iyyaa... Ayo kita dorong sama-sama".
"Lets go..!!" Sahut Kevin dengan begitu semangat.

Setelah sampai di sebuah bengkel, mereka mencari tempat nongkrong untuk menunggu motornya selesai diperbaiki.
"Vin, makasih yah, tadi kamu sudah nolong saya. Seandainya tidak ada kamu, mungkin saya sudah.....".
"hussttt..... sudah apa...???" sahut Kevin sebelum Eca menyelesaikan ucapannya.
"Sekali lagi makasih yah Vin".

Mereka berdua pun terlihat sangat akrab. sudah begitu banyak topik pembicaraan yang mereka ceritakan. Sampai pada topik pembicaraan mereka tampaknya telah habis. Mereka berduapun saling berdiam diri begitu lama. Akhirnya Kevin bangkit dari tempat duduknya kemudian memberikan Eca sebuah gelang berwarna pink yang begitu indah.

"Kak... apakah CINTA bisa di batasi oleh umur..???" Tanya Kevin dengan penuh serius sambil menatap mata Eca.
Eca sangat terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Kevin.
"Vin, kenapa kamu nanya gitu..??"
"Sudah kak, jawab saja pertanyaanku tadi, Apakah cinta itu bisa dibatasi oleh umur..??" Tanya Kevin mengulangi pertanyaannya.
"Kalau menurutku sih, tak ada yang bisa membatasi cinta itu, baik umur, keadaan, kekayaan atau apapun itu. Semua orang berhak mencintai dan dicintai" Jelas Eca.

"Kalau begitu, bolehkah saya jatuh cinta kepada senior cantik seperti kakak...??"
Eca sangat kebingungan, perasaannya bercampur antara bahagia dan kaget. Sehingga Eca tak dapat berkata apa-apa dan hanya tunduk di hadapan Kevin sambil senyum-senyum.
"Ok kalau begitu kak. Begini saja. saya tadi sudah memberikan gelang kepada kakak. Nah, kalau kak Eca bersedia dicintai oleh saya, silahkan pakai gelang itu di tangan kanan kakak. Tetapi kalau kak Eca merasa saya tidak pantas buat kakak, silahkan pasang gelang itu di tangan kiri kakak.

Dengan tidak berlama-lama, Eca memasang gelang yang diberikan Kevin di tangan kanannya dan tersipu malu.

"Makasih kak.." Sahut Kevin yang di sertai senyum yang sangat lebar sebagai tanda kebahagiaannya.

Mereka berdua pun menjalani hari-hari sebagai sepasang kekasih.

Memang, cinta itu kadang aneh. Tak memandang Usia, jabatan, rupa atau apapun yang bisa menghalanginya. Saya fikir dengan siapa saja kita berhubungan dan berumur berapapun. Baik yang lebih tua, lebih muda atau setara dengan kita, itu kan sama saja. Akan lebih indah dan lebih baik jika kita benar-benar menjaganya. Karena hal itu akan menimbulkan masalah dan musibah jika kita tidak benar-benar menjaganya. Itulah kehidupan dan itulah CINTA. Cinta tak memandang dia kaya atau miskin. Tak memandang dia tampan atau buruk dan cinta itu tak memandang usia. Karena cinta itu bisa tumbuh di dalam diri siapa saja.
Jadi pertahankan cinta dan hubungan kalian dengan pasangan kalian...!!



Sekian....!!!

5 komentar:

  1. based on true story kah? :D...kisah rommancenya memang real bgt ada di lingkungan kampus bahkan anak SMA. buat saya pribadi yg sdh lewat masa senior-juniornya, baca ini sperti bernostalgia >.<

    BalasHapus
  2. wah dapet berondong hehehe ekh tapi kalo di bangku perkuliahan belum tentu yang kelasnya di bawah kita itu lebih muda ya mungkin aja malah sebaliknya :)

    BalasHapus
  3. Hahaha.... bernostalgia ya mbakk...!!!

    mas irfan : iyya bnar...!!!

    BalasHapus
  4. kunjungan pertama.. salam kenal :)

    BalasHapus