![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieoi6tH4ha0PJFrv9FcOiFcEkZdmWED67Y0kX1911Cu4LWuICtvej1_yhrG-lChMv83MtYmVEA6KfThigKNNTidMLeCxbVe3OfelksYP1i920KIkcZj4RXuU9KB-eK2G7tGqqibqQ4nS4Y/s320/175c23207f6f32aa75bf576a6a2f0528_ipkgimana.jpg)
Apakah kita termasuk salah satu dari orang-orang ini...??
Atau malah kita hanya menganggap kalau IPK itu cuma sebuah istilah yang tidak terlalu mempengaruhi hidup. Tidak penting, tak usah dihiraukan, serta tak menghasilkan apa-apa...??
Yah, itu terserah kita semua, mau menganggap apa IPK itu.
Yang jelas IPK itu dapat mempengaruhi beberapa hal, termasuk GENGSI. Ya, gengsi. Bahkan sampai-sampai ada yang depresi karena nilai IPK yang sangat mengkhawatirkan. jangankan untuk memperoleh beasiswa, melihat IPK itu saja sudah muak tingkat nasional. Stres karena IPK yang jelek, hancur tidak sesuai harapan boleh-boleh saja dan itu bisa dibilang suatu kewajaran. Kan semuanya belum berakhir disitu, masih panjang kok. kita harus menghadapi IPK yang jelek dengan kepala dingin dan pastinya SANTAI. Karena yang memberikan nilai adalah seorang dosen. Dosen bukanlah sebuah malaikat yang bisa terbang kemana-mana untuk mengetahui keadaan mahasiswanya. Dosen bukan juga seorang peri yang tinggal mengayunkan tongkat ajaibnya semuanya beres. Bukan... Sekali lagi BUKAN....!!! Kadang seorang dosen menilai dari sisi akademisnya saja, dan kadang hal itu belum tentu semuanya benar atau berbeda dengan kenyataannya, bahkan kebanyakan salah menilai.
Kadang IPK itu tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Saya punya seorang teman yang sangat pandai berbisnis, sangat peramah ketika menawarkan sesuatu untuk dibeli sehingga tidak heran kalau banyak yang mengandalkannya ketika ingin membeli sebuah produk. Teman saya itu jurusan Ekonomi. Menurut kenyataan yang terjadi, dia merupakan mahasiswa yang memiliki kerja sampingan selain kuliah. Namun, ketika dicek IPK dari teman saya itu, buseett... mata kuliah Managemen Pemasaran dapat "D".
Kejadian yang dialami teman saya itu merupakan sebuah bukti kalau keadaan kelas itu, dalam hal ini IPK, tidak terlalu persis dengan kenyataan yang terjadi. Dosen kadang salah menilai mahasiswanya, yah.. Karena itu tadi, seorang dosen hanyalah manusia biasa yang tak luput sedikitpun dari sebuah kesalahan.
begini saja teman...!! kita tak usah pesimis terhadap nilai IPK yang sudah tertera di hadapan kita. memang sangat disayangkan kalau IPK masih kurang tinggi, atau bahkan tinggal sedikit lagi dalam memenuhi target. Namun, senmua yang telah kita raih itu tergantung presepsi kita, tergantung sudut pandang kita dan cara kita menyikapi hasil itu. Jadi, Just enjoy teman...!! Kalau misalnya di semester ini IPK kita masih kurang, maka jadikanlah motivasi yang sangat besar dalam menjalani semester-semester berikutnya. (Bukan berarti IPK saya tinggi yah teman).
Nilai dari manusia itu harganya jauh berbeda dengan nilai yang diberikan oleh tuhan. Kalau nilai dari manusia biasa saja membuatmu sangat cemas, depresi, stress. Bagaimana dengan nilai yang diberikan tuhan kepadamu. Maka dari itu, berbuat baiklah kepada semua hal sehingga Tuhan memberikan penilaian kepada kita dengan penilaian yang sangat luar biasa dan memudahkan apa yang akan kita raih kedepannya.
wah kereeen argument-nya...
BalasHapusyang penting matikom deh (MAhasiswa TIga KOMa)
:D